Tanggal 21 Februari kerap diperingati sebagai International Mother Language Day (IMLD) atau Hari Bahasa Ibu Internasional. Peringatan ini tak begitu familiar di Indonesia, namun kerap digemakan di dunia. Lalu, bagaimana sejarah IMLD?
Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional
Peringatan ini berakar dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh. Dalam situs UN.Org, gagasan IMLD sendiri adalah inisiatif Bangladesh, di mana setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai momen masyarakat negara itu berjuang mendapat pengakuan atas bahasa Bangla.
BACA JUGA:
Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa revolusi bahasa itu berawal dari saran Rafiqul Islam, penduduk Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia menyurati Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998, dan memintanya untuk menyelamtkan bahasa dunia dari kepunahan.
Salah satu caranya adalah dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Dari kasus tersebut tanggal 21 Februari dipilih sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional karena di tanggal yang sama negara itu mengalami tragedi pembunuhan para pejuang bahasa Bangli di Dhaka pada tahun 1952.
Cara Merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional
Hari Bahasa Ibu Internasional digunakan untuk mempromosikan perdamaian dan multibahasa di seluruh dunia. Selain itu perayaan tersebut digunakan untuk melindungi bahasa ibu dari kepunahan.
Di hari tersebut ada baiknya kita mengamalkan lagi bahasa ibu yang kini mulai terpinggirkan. Di Indonesia, bahasa ibu identik dengan bahasa daerah, yang jumlahnya tak bisa dihitung jari. Hal itu dilakukan agar bahasa daerah dan bahasa ibu masing-masing tak hilang peminat dan terus lestasi.
Selain informasi terkait Hari Bahasa Ibu Internasional, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.id.