Pedagang Nasi Goreng di Serang Banting Setir jadi Kurir Diringkus Polisi, 20 Paket Sabu jadi Bukti
Polisi melakukan introgasi terhadap dua orang pria berinsial RL (17) dan AS (20) yang menjadi kurir narkoba jenis sabu di Mapolres Serang, Rabu (1/5/2024).(ANTARA/HO-Polres Serang)

Bagikan:

BANTEN - Polisi menangkap dua orang pria berinsial RL (17) dan AS (20) yang menjadi kurir narkoba jenis sabu di wilayah Serang, Banten.

Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko mengatakan, RL yang sebelumnya bekerja sebagai pedagang nasi goreng kini nekad menjadi kurir narkoba.

Namun belum sebulan usaha baru yang dijalaninya, RL ditangkap personil Satresnarkoba Polres Serang bersama rekannya AS tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang.

"Dari dalam rumah tersangka RL, petugas berhasil mengamankan 20 paket sabu, di antaranya satu paket dari dalam box motor milik AS serta 19 paket sabu lainnya ditemukan di atas rak piring," katanya di Serang, Antara, Rabu, 1 Mei. 

Penangkapan dua kurir narkoba ini merupakan tindaklanjut dan informasi masyarakat. RL yang tidak lagi berjualan nasi goreng dicurigai warga melakukan bisnis haram itu.

"Masyarakat curiga lantaran tidak lagi jualan nasi goreng, tapi RL kerap keluar malam dan pulang dini hari bersama teman yang tidak dikenali warga," katanya.

Berbekal dari laporan warga tersebut, personil Satresnarkoba yang dipimpin Iptu Rian Jaya Surana kemudian bergerak melakukan pendalaman informasi.

"Sekitar pukul 01.30, tersangka yang berboncengan dengan AS menggunakan Honda Vario disergap ketika akan pulang tidak jauh dari rumahnya tersangka RL. Dari dalam box motor ditemukan 1 paket diduga sabu," katanya.

Penggeledahan kemudian dilanjutkan di rumah tersangka RL dan ditemukan 19 paket lainnya yang disembunyikan di atas rak piring. Selain itu, diamankan juga timbangan digital serta sejumlah barang lainnya yang berkaitan dengan peredaran sabu.

"Tersangka RL dan AS kemudian dibawa ke Mapolres Serang untuk dilakukan pemeriksaan," katanya.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengakui mengedarkan narkoba bersama AS yang bekerja sebagai ojol. Bisnis ini dikatakan RL baru berjalan sebulan karena kebutuhan ekonomi.

"Peran RL dan AS menaruh paket sabu di lokasi yang ditentukan oleh DW (DPO) yang tidak diketahui tempat tinggalnya. Dari 5 gram sabu yang berhasil dikirim, dua tersangka ini mendapat upah Rp3 juta," katanya.

Atas perbuatannya, tersangka RL dan AS dijerat Pasal 114 ayat (1) Jo Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal hukuman seumur hidup.